Latest News

Kepedulian Dan Kolaborasi Dalam Meminimalisir Sikap Menyimpang Siswa Di Media Sosial

Kepedulian dan kerja sama dalam meminimalisir sikap menyimpang siswa di media sosial – Setiap siswa berpotensi untuk memperlihatkan sikap menyimpang, baik di dunia faktual maupun di media daring (online). Akan tetapi potensi maupun intensitas sikap menyimpang yang dilakukan siswa sangat tergantung pada pengawasan orang dewasa.

Kepedulian dan kerja sama dalam meminimalisir sikap menyimpang siswa di media umum Kepedulian dan Kerja Sama dalam Meminimalisir Perilaku Menyimpang Siswa di Media Sosial
Ilustrasi media umum (pixabay.com)

Jika orang dewasa, menyerupai orangtua di rumah, guru di sekolah dan masyarakat dimana siswa bergaul, secara intensif melaksanakan pengawasan terhadap sikap siswa, potensi penyimpangan yang dilakukan siswa sanggup diminimalisir sedini mungkin.

Di dunia faktual (offline), potensi sikap menyimpang itu ditunjukan ketika siswa berada di sekolah, di rumah dan lingkungan masyarakat. Hal ini sanggup diamati dengan gampang oleh orang sampaumur di lingkungan mana siswa berada.

Perilaku menyimpang yang teramati ini sanggup diminimalisir melalui tindakan menyerupai menegur, mengingatkan, melarang, bahkan memperlihatkan hukuman sosial kepada mereka yang memperlihatkan sikap menyimpang tersebut.

Persoalannya, mau atau berani tidak, orang sampaumur mengambil tindakan pencegahan terhadap sikap menyimpang yang dilakukan siswa.

Jika orang sampaumur di lingkungan siswa berada, bersikap apatis atau tidak peduli, bukan tidak mungkin intensitas sikap menyimpang semakin akut dan meresahkan pihak keluarga, sekolah bahkan masyarakat dimana siswa berada.

Perilaku menyimpang di media sosial

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampaumur ini semakin memberi ruang kepada siswa untuk memperlihatkan sikap menyimpang. Perilaku kurang baik sanggup ditunjukkan siswa di dunia online (maya).

Wujud sikap menyimpang secara online ini berupa ucapan dan tindakan yang kurang pantas secara norma agama, hukum, sosial dan budaya, ditunjukkan siswa melalui aplikasi media umum yang ada.

Seperti diketahui, media umum bukan lagi barang gres bagi siswa dan pada umumnya siswa sudah memanfaatkan dan mempunyai akun di media sosial. Pengguna media umum tidak hanya bagi yang mempunyai gadget, bahkan tanpa gadget pun mereka sanggup mempunyai akun media sosial.

Bagi yang tidak mempunyai gadget, mereka sanggup memanfaatkan penyedia layanan internet terdekat dari siswa. Biasanya mereka memakai layar yang lebih lebar yaitu kemudahan computer personal (PC).

Memang, sikap menyimpang siswa di media umum hanya sanggup diamati secara terbatas oleh sesama pengguna, atau pengguna yang mempunyai akun di media umum tersebut.

Namun demikian, baik orangtua, guru maupun masyarakat sanggup berkolaborasi dan memainkan peranannya secara aktif untuk mengawasi sikap siswa di media sosial. Jika menemukan adanya sikap menyimpang dalam bentuk ucapan maupun tindakan yang dilakukan siswa maka perlu berkolaborasi dan berkoordinasi dalam memecahkan duduk kasus ini. 

Sebab, tanggung jawab pendidikan anak tidak hanya dibebankan pada pihak sekolah melainkan semua pihak termasuk orangtua dan masyarakat di sekitarnya.

Kuncinya yaitu janji dan kerja sama orangtua, pihak sekolah dan masyarakat sekitar untuk mengawasi sikap menyimpang siswa di media umum maupun dunia nyata. Selain itu perlu pendekatan persuasif dalam mengatasi duduk kasus sikap menyimpang siswa di dunia faktual maupun maya.

0 Response to "Kepedulian Dan Kolaborasi Dalam Meminimalisir Sikap Menyimpang Siswa Di Media Sosial"

Total Pageviews