Benarkah honor itu tak pernah cukup? – Cukup atau tidak, honor itu bersifat relatif. Kenapa? Setiap orang akan membandingkan honor yang diterima dengan pengeluarannya. Berapa pun honor yang ditrerima akan terasa kurang kalau pengeluarannya lebih besar dari gajinya.
Maka tak perlu heran bila seseorang yang mendapat honor dan sumbangan besar tetap akan merasa bahwa gajinya tidak mencukupi alasannya yaitu kebutuhan dan keinginannya lebih banyak dari penghasilannya.
Wajar pula seseorang yang bergaji kecil dengan sumbangan kecil, sudah merasa cukup alasannya yaitu kebutuhan dan keinginannya lebih sedikit dari penghasilannya. Kapan honor akan dirasa cukup?
Seseorang akan mencicipi gajinya cukup apabila honor yang diterima dihargai dan disyukuri serta dirasakan berkahnya. Sebab, Allah SWT telah menjajanjikan sebagaimana Q.S Ibrahim, ayat 7, bahwa barangsiapa yang bersyukur atas nikmat Allah pasti akan ditambah.
Boleh jadi, bukan jumlah honor yang diterima yang ditambah oleh Allah SWT melainkan keberkahannya. Dengan keberkahan gaji, Allah SWT akan mencukupkannya melalui keberkahan. Pada waktu berikutnya akan terbuka lebar riski untuk menambah penghasilan seseorang.
Selain dengan cara bersyukur, mempertimbangkan kebutuhan dan cita-cita dengan penghasilan amat perlu dilakukan. Seseorang harus dapat menimbang mana yang menjadi kebutuhan dan mana pula yang hanya sekadar keinginan.
Dalam situasi dan kondisi tertentu, mungkin secara konkret kebutuhan lebih banyak. Misalnya, kebutuhan untuk membiayai pendidikan anak. Jika honor yang diterima memang benar-benar tidak mencukupi, seseorang akan mencari penghasilan tambahan.
Cara lain yaitu berhutang. Tentu saja cara Ini, jauh lebih baik ketimbang melaksanakan tindakan keliru dalam mencari embel-embel penghasilan.
Berhutang sudah lazim dilakukan untuk memenuhi kebutuhan biaya pendidikan anak dan biaya lainnya. Namun hutang tersebut harus dibayar alasannya yaitu berat akhirnya kalau tidak membayar hutang.
Gali lubang tutup lubang, pepatah ini sudah lazim didengar. Keadaan ini jauh lebih baik ketimbang melaksanakan kecurangan, penipuan dan sejenisnya dalam menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
0 Response to "Benarkah Honor Itu Tak Pernah Cukup?"